Kamis, 26 Mei 2016

Metodologi Ekonomi

Metodologi Ekonomi ~ Metodologi Ekonomi Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General Equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. 

Metodologi Ekonomi
Metodologi Ekonomi
Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.

Metodologi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari metode, umumnya metode ilmiah, yang berhubungan dengan ekonomi, termasuk prinsip tentang pertimbangan ekonomi. Istilah 'metodologi' juga umum meskipun salah dan digunakan sebagai sinonim dari 'metode'.

Masalah-masalah metodologi yang dibahas, termasuk kesamaan dan kemiripan dengan ilmu alam dan ilmu sosial lain, yaitu:
  1. Pengertian ekonomi;
  2. Cakupan ilmu ekonomi seperti yang ditetapkan metodenya;
  3. Prinsip dasar dan kepentingan operasi teori ekonomi;
  4. Individualisme metodologis versus holisme dalam ekonomi;
  5. Aspek penyederhanaan asumsi bermanfaat dan prediktif vs. realistis, termasuk pilihan rasional dan peningkatan keuntungan;
  6. Status ekonomi secara ilmiah;
  7. Keseimbangan pendekatan secara empiris dan a priori;
  8. Batas dan penggunaan metode eksperimental;
  9. Analisis metode matematika dan aksiomatik dalam ekonomi;
  10. Penulisan dan retorika ekonomi; dan
  11. Analisis teori dan praktik dalam ekonomi kontemporer.
Metodologi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari metode, umumnya metode ilmiah yang berhubungan dengan ekonomi, termasuk prinsip tentang pertimbangan ekonomi.

a. Teori Ekonomi

Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan memberi penjelasan dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya nih, mengapa bila harga suatu barang naik, permintaan terhadapnya cenderung menurun. apa selalu demikian? Penjelasan dan prediksi ini berdasarkan teori-teori tertentu.

Teori merupakan pernyataan atau sekumpulan pernyataan tentang sebab-akibat, aksi-reaksi. Daya guna dan validitas sebuah teori itu diukur dari kemampuan dan keakuratannya menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala yang diamati.

b. Model Ekonomi

Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal atau menggunakan kata2, diagramatis, dan matematis. Model yang baik tidak harus sulit, yang hanya dimengerti oleh para doktor/guru besar ekonomi. Model yang baik itu dilihat dari variabel yang digunakan. Variabel merupakan ukuran yang nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke observasi. Dalam memilih variabel-variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip Ockam Razor, yaitu detail-detail yang tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model.

Salah satu contoh model ekonomi yang baik adalah Model Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi atau Circular Flow of Economic Activity di bawah ini. Model ini menjelaskan bahwa kesibukan pabrik-pabrik, antrian panjang pekerja dan aktivitas ekonomi di dunia nyata sebenarnya hanya merupakan proses pertukaran sumber daya yang dimiliki masyarakat (rumah tangga) dengan yang dimiliki sektor perusahaan (dunia usaha). Mengapa model ini dikatakan baik, sebab dengan menggunakan unsur-unsur sederhana kita mampu memahami dunia nyata.

c. Metode Deduktif dan Induktif

Metode deduktif adalah suatu metode pengambilan kesimpulan untuk hal-hal khusus berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum. Misalnya secara umum disimpulkan bila harga suatu barang meningkat, permintaan terhadapnya menurun. Jadi, bila harga gula meningkat maka permintaan terhadap gula menurun.

Pada awalnya metodologi ilmu ekonomi adalah deduktif. Tetapi dalam perkembangannya metode ini tidak mampu lagi menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi. Misalnya, berdasarkan teori Adam Smith (Klasik), perekonomian tidak akan pernah mengalami masalah besar dan berlarut-larut, karena ampuhnya mekanisme pasar. Tetapi Depresi Besar (Great Depression) yang melanda perekonomian dunia selama 1929-1933 mengubah kepercayaan itu. Metode deduktif patut dipertanyakan kembali. Sejak saat itu metode induktif (mengambil kesimpulan untuk hal-hal umum dari hal khusus), berkembang. 

Salah seorang ekonom yang dianggap merintis penggunaan metode induktif adalah John Maynard Keynes, ekonom Inggris yang menjadi bapak ilmu ekonomi makro. Dampak positif dari metode induktif adalah meningkatnya kegiatan penelitian ekonomi, yang telah menghasilkan pemahaman-pemahaman baru dalam ilmu ekonomi, baik mikro ekonomi maupun makro ekonomi.

d. Ceteris Paribus dan Fallacy of Composition

Istilah fallacy of composition memiliki pengertian apa yang baik dalam skala kecil belum tentu baik dalam skala besar (keseluruhan). Misalnya hidup hemat sangatlah baik bagi individu, tetapi jika seluruh individu semuanya hidup hemat, maka permintaan agregat rendah dan pertumbuhan ekonomi pun rendah.gimana mau maju ekonomi nya...

e. Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif

Dalam menjalankan tugas keilmuannya, ekonom Bering membandingkan dunia nyata dengan dunia ideal. Ketika mengamati kondisi nyata, pendekatan yang dilakukan adalah ekonomi positif (positive economics). Pernyataan positif menerangkan tentang hal-hal yang akan terjadi dalam ekonomi. Oleh karena itu kebenaran pernyataan tersebut dapat dilihat dengan membandingkan isi pernyataan itu dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Pernyataan: "Apabila produksi semen turun maka harganya akan naik" adalah contoh pernyataan positif.

Referensi :

  1. Roger E. Backhouse, 2008. "methodology of economics," The New Palgrave Dictionary of Economics, 2nd Edition. Abstract.
  2. Lawrence A. Boland, 1987. "methodology," The New Palgrave: A Dictionary of Economics, v. 3, pp. 455-56.
  3. Daniel M. Hausman, 1989. "Economic Methodology in a Nutshell," Journal of Economic Perspectives, 3(2), pp. 115-127.
  4. Kevin D. Hoover, 1995. "Review Article: Why Does Methodology Matter for Economics?" Economic Journal, 105(430), pp. 715-734.
  5. Kaushik Basu, 2008. "methodological individualism," The New Palgrave Dictionary of Economics, 2nd Edition. Abstract.
  6. Harold Kincaid, 2008. "individualism versus holism," The New Palgrave Dictionary of Economics, 2nd Edition. Abstract.
  7. F.A. Hayek, 1948. Individualism and Economic Order. Scroll down to chapter-preview links.
  8. George J. Stigler and Paul A. Samuelson, 1963. "A Dialogue on the Proper Economic Role of the State." Selected Papers, No. 7. University of Chicago Graduate School of Business.
  9. James M. Buchanan, 1990. "The Domain of Constitutional Economics,"Constitutional Political Economy, 1(1), pp. 1-18, adapted as "Constitutional Political Economy" in C. K. Rowley and F. Schneider, ed., 2004, The Encyclopedia of Public Choice, v. 2, pp. 60-67.
  10. Kenneth J. Arrow, 1994. "Methodological Individualism and Social Knowledge,"American Economic Review, 84(2), pp. 1-9.
  11. Richard H. Thaler and Cass R. Sunstein, 2008. Nudge: Improving Decisions about Health, Wealth, and Happiness. Yale. Description and preview.
  12. http://artonang.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-ekonomi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar